Indeks

Feature, Dari Kelopak ke Kehidupan: Cerita Bunga di Pasar Kranggan

Kisah Bu Rodiyah, penjual sekar setaman di Pasar Kranggan, yang menjaga warisan budaya Jawa melalui bunga-bunga segar penuh makna. Dari mawar hingga melati, setiap kelopak menyimpan harapan, doa, dan keteguhan hidup.

Bunga Mawar merah dan putih dalam keranjang itu milik Bu Rodiyah. Terlihat tangannya siap untuk meracik satu paket sekar setaman pesanan pembeli pertama sebelum pukul 07.00 pagi (Foto: Ludviana Fatmasari)
Bu Rodiyah sedang tertawa sembari mengambil bunga kantil dari dalam kantong plastik bening. Bu Rodiyah tertawa karena sedang bergurau dengan pembeli (Foto: Ludviana Fatmasari)

“Bu, kembang e pinten?” tanya seorang pembeli.
“Tiga puluh ribu, kula pendetke ten inggil,” jawab Bu Rodiyah, sambil menambahkan bunga ke dalam keranjang. Jika ada pembeli merasa kurang puas, ia tak segan mempersilakan mereka menambah sendiri.

Tawar-menawar kadang diselingi canda dan tawa. Di balik humor receh, tersembunyi strategi mempertahankan harga. Bagi Bu Rodiyah, Rp30.000 adalah harga yang membawa kualitas: bunga segar dan isian yang melimpah.

*)Penulis adalah Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta. Aktif menulis puisi dan cerpen, karyanya masuk dalam antologi tingkat nasional tahun 2022 dan 2024. Pernah meraih predikat penulis terbaik di berbagai lomba nasional sejak 2022. Berpengalaman dalam organisasi HIMA PBSI, redaksi majalah sekolah, dan komunitas sastra Kosalama.

Exit mobile version