Media Massa Masih Jadi Sumber Utama Informasi Perubahan Iklim di Indonesia

Survei Global Methane Hub menunjukkan media nasional atau lokal dan internasional masih menjadi sumber utama informasi perubahan iklim bagi masyarakat Indonesia, disusul oleh ilmuwan dan lembaga pendidikan. Literasi iklim di tingkat komunitas perlu diperkuat.

Survei Global Methane Hub menunjukkan media nasional atau lokal dan internasional masih menjadi sumber utama informasi perubahan iklim bagi masyarakat Indonesia, disusul oleh ilmuwan dan lembaga pendidikan. Literasi iklim di tingkat komunitas perlu diperkuat.
Media Massa Masih Jadi Sumber Utama Informasi Perubahan Iklim di Indonesia (Ket. Ilustrasi membaca berita/lspr.ac.id)

TERASNUSA.com-Masyarakat Indonesia masih sangat mengandalkan media nasional atau lokal dan internasional sebagai sumber utama informasi mengenai perubahan iklim. Hal ini terungkap dalam hasil survei terbaru yang dirilis oleh Global Methane Hub bekerja sama dengan Burson, sebagaimana ditampilkan dalam infografis “Climate Change Information Sources”.

Dalam survei tersebut, 63 persen responden Indonesia menyebut media lokal atau nasional sebagai rujukan utama, disusul oleh media internasional dengan 57 persen. Temuan ini menegaskan peran penting media massa dalam membentuk persepsi publik terhadap isu krisis iklim dan keberlanjutan.

Di posisi selanjutnya, ilmuwan internasional (46%) dan ilmuwan dalam negeri (43%) juga menjadi sumber tepercaya masyarakat dalam mencari informasi iklim. Lembaga pendidikan menyusul dengan angka 40% , menunjukkan pentingnya sektor pendidikan dalam membangun kesadaran lingkungan, khususnya di kalangan generasi muda.

Sementara itu, lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal dan internasional mendapatkan kepercayaan cukup besar masing-masing 33% dan 32% Meski demikian, angka ini masih berada di bawah institusi pendidikan dan kalangan akademik.

Hal menarik terlihat pada peran tokoh komunitas, pemimpin pemerintah internasional, dan keluarga atau tetangga, yang berkisar pada angka 21–29%). Hal ini menunjukkan adanya ruang untuk mendorong literasi iklim berbasis komunitas secara lebih aktif di tingkat lokal.

Di sisi lain, tingkat kepercayaan terhadap politisi nasional (17%) dan selebritas lokal (12%) dalam menyampaikan informasi iklim terpantau rendah. Hanya 3% responden menyatakan tidak menggunakan sumber informasi apa pun terkait perubahan iklim.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *