OPINI, Wajah Pendidikan Indonesia Menjemput Indonesia Emas

Pendidikan Indonesia tak boleh terus menjadi menara gading yang jauh dari denyut kehidupan rakyat. Ia harus menjelma menjadi lumbung harapan, tempat bertumbuhnya karakter, keterampilan, dan semangat kebangsaan generasi masa depan.

Feliks Hatam

Wajah Pendidikan Indonesia Menjemput Indonesia Emas
Oleh: Feliks Hatam*

HARI Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 menjadi momen reflektif untuk menakar kesiapan sistem pendidikan nasional dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.

Cita-cita menjadi negara maju dengan sumber daya manusia unggul menuntut transformasi pendidikan yang menyeluruh dan berkelanjutan.

Pendidikan adalah fondasi pembangunan jangka panjang, tetapi wajah pendidikan kita masih menghadapi tantangan serius dalam aspek mutu dan pemerataan akses.

Capaian dan Kesenjangan Mutu Pendidikan

Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) 2022 menunjukkan skor literasi membaca Indonesia hanya 359, terendah sejak Indonesia ikut serta dalam survei ini pada tahun 2000.

Skor matematika dan sains juga masih rendah, masing-masing 366 dan 383, jauh di bawah rata-rata negara OECD (OECD, 2023; Kompas.com, 9/12/2023). Meski peringkat Indonesia naik dibanding 2018, capaian ini tetap menjadi alarm kualitas pendidikan dasar.

Dari sisi akses, Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi pada 2024 tercatat sebesar 39,37 persen. Angka ini masih tertinggal dari Malaysia (43 persen) dan Thailand (49,29 persen) (Kompas.id, 19/2/2024). Kesenjangan tersebut diperparah oleh keterbatasan infrastruktur dan distribusi tenaga pendidik di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar.

Dampak Pandemi dan Respons Kebijakan

Pandemi COVID-19 mempercepat adopsi teknologi dalam pembelajaran, tetapi juga memperlebar kesenjangan akses. Sekitar 35 persen siswa di daerah 3T tidak memiliki akses internet memadai atau perangkat digital (Kemendikbudristek, 2022).

Kurikulum Merdeka, yang diperkenalkan sebagai respons terhadap tantangan ini, kini telah diimplementasikan di lebih dari 80 persen satuan pendidikan (Kemendikbudristek, 2025).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *