JAKARTA, TERASNUSA.com – Fenomena deflasi tahunan yang terjadi pada Februari 2025 terus menjadi sorotan. Sejumlah ekonom menilai bahwa deflasi ini mencerminkan melemahnya daya beli masyarakat, sementara pemerintah menegaskan bahwa kondisi tersebut bukan indikator krisis.
Melansir cnbcindonesia.com, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, menyoroti penurunan impor barang konsumsi menjelang Ramadan dan Lebaran sebagai indikasi melemahnya daya beli masyarakat. Menurutnya, daya beli turun akibat gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor usaha yang berdampak langsung pada pendapatan masyarakat
“Perlu diwaspadai, karena dampak PHK besar-besaran melemahkan daya beli masyarakat. Apalagi dengan kenaikan harga pangan, maka stok pangan harus cukup, dan distribusi serta logistik harus berjalan lancar,” ujarnya, dikutip dari cnbcindonesia.com
Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membantah bahwa deflasi saat ini mencerminkan krisis atau penurunan daya beli.