Mengomentari Tarif Resiprokal Donald Trump, Sri Mulyani: Cara Penghitungan Tarif Tidak Bisa Dipahami Semua Ekonom

Sri Mulyani Indrawati: menutup defisit itu artinya saya tidak ingin tergantung atau membeli dari orang lain lebih banyak daripada apa yang saya bisa jual kepada mereka. Itu murni transaksi, tidak ada landasan teori ekonomi di baliknya

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Foto:Kemenkeu)

Seiring berjalannya waktu, muncul respons berupa retaliasi atau ancaman tambahan untuk produk tertentu seperti baja dan aluminium. Lalu, pada 4 Maret, Trump mengeluarkan Perintah Eksekutif baru yang menambah tarif terhadap produk China sebesar 20%, sementara Kanada juga melakukan retaliasi.

Timeline ini menggambarkan bahwa hanya dalam waktu satu bulan, dunia yang tadinya diatur dengan aturan yang berbasis pada kesepakatan sekarang sudah tidak ada lagi kepastian,” ujar Sri Mulyani.

“Ini yang menjadi salah satu hal yang perlu kita perhatikan dalam mengelola ekonomi. Kita tidak boleh terus menerus terkaget-kaget, tetapi pada saat yang sama, kita tetap harus waspada,” lanjutnya.

Sri Mulyani kemudian mengomentari tarif resiprokal yang diterapkan AS terhadap 60 negara. Menurutnya, cara penghitungan tarif tersebut tidak bisa dipahami oleh semua ekonom yang sudah mempelajari ilmu ekonomi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *