RD.Dr. Franas menjelaskan, bahwa kegiatan asistensi merupakan medan pembelajaran yang nyata bagi mahasiswa dalam mengembangkan nilai-nilai hidup bersama.
“Melalui pengalaman tinggal bersama umat, melayani dalam liturgi, dan berbagi dalam kegiatan kesenian, Anda belajar menjadi pribadi yang tangguh secara emosional dan spiritual, mampu bekerja sama dalam tim, disiplin dalam manajemen waktu, peka terhadap kebutuhan orang lain, siap melayani dan berkorban demi kebaikan bersama, sadar akan tanggung jawab pribadi dan kolektif, serta berintegritas dan menjunjung tinggi etika dalam hidup bersama,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa dari sisi institusi, kegiatan ini merupakan bagian dari misi perutusan universitas.
“Ini salah satu tugas perutusan. Kita semua ini adalah utusan yang mengambil bagian dalam tugas penting di keuskupan ini, dalam pelayanan Paskah, dalam pengabdian kepada Gereja dan masyarakat,” jelasnya.
RD.Dr. Fransiskus juga menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan survei kepada mahasiswa yang sudah beberapa kali mengikuti asistensi. Hasilnya menunjukkan bahwa kegiatan ini berdampak nyata terhadap perkembangan pribadi dan keterampilan mahasiswa.
“Mereka sungguh merasakan manfaatnya, bertumbuh dan berkembang dalam keterampilan, kerja tim, mengelola konflik dan waktu, tanggung jawab, semangat berkorban, komitmen, serta trampil dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Nilai-nilai seperti ini tidak bisa dimunculkan dalam sekejap. Mesti dilatih supaya setiap orang tumbuh, menjadi pemain tim, mampu mengolah konflik, dan semakin cerdas secara sosial serta bertanggung jawab,” tandasnya.
Ia menutup arahannya dengan menekankan bahwa kegiatan asistensi memberikan pengaruh besar terhadap peningkatan kompetensi mahasiswa.
“Berdasarkan survei, banyak mahasiswa merasakan bahwa mereka bertumbuh dan berkembang,” pungkasnya.
Secara terpisah, Inosensius Serman, mahasiswa semester IV Program Studi Pendidikan Teologi, membagikan kesan pribadinya mengenai manfaat yang ia rasakan sejak pertama kali mengikuti kegiatan asistensi.
“Momen asistensi adalah salah satu kesempatan emas bagi saya untuk terus belajar menjadi pribadi yang tangguh secara emosional dan spiritual, mampu bekerja sama dalam tim, disiplin dalam manajemen waktu, peka terhadap kebutuhan orang lain, siap melayani dan berkorban demi kebaikan bersama, sadar akan tanggung jawab pribadi dan kolektif, serta berintegritas dan menjunjung tinggi etika dalam hidup bersama, baik secara iman maupun sosial,” ujarnya kepada TerasNusa.com, Rabu (16/4/2025)
Rektor: Momen Emas Menyatu dengan Umat
Rektor Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng, RD. Dr. Agustinus Manfred Habur, Lic.Theol., menegaskan bahwa kegiatan Asistensi Paskah yang dikemas dalam bentuk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bukan sekadar ajang pengabdian kepada masyarakat, tetapi juga menjadi wadah berharga untuk menempa kemampuan pribadi dan sosial mahasiswa.
“Asistensi Paskah ini bukan hanya sekadar kegiatan pengabdian. Lebih dari itu, ini adalah kesempatan emas untuk memperkenalkan Unika Santu Paulus Ruteng kepada masyarakat. Melalui aktivitas liturgis, pertunjukan seni, dan olahraga, kami ingin membagikan nilai-nilai positif lembaga kepada masyarakat luas,” ujar RD. Dr. Agustinus Manfred Habur saat ditemui oleh TerasNusa.com di ruang kerjanya, Selasa (15/4/2025).
Melalui PKM Paskah, mahasiswa tidak hanya aktif dalam kegiatan akademik, tetapi juga diberi ruang untuk menumbuhkan dan mengembangkan kompetensi religius, sosial, kepemimpinan, serta kepedulian ekologis. Empat aspek ini merupakan fondasi penting dalam membentuk soft skills yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat dan dunia profesional.