TERASNUSA.com-Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng (Unika Santu Paulus Ruteng) kembali menegaskan komitmennya sebagai kampus transformatif dan berdampak melalui pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik tahun 2025.
Mengusung tema besar “Penanggulangan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem di Kabupaten Manggarai”, KKN tahun ini menjadi ruang kolaborasi nyata antara perguruan tinggi dan pemerintah daerah untuk menyelesaikan persoalan konkret di tingkat lokal.
Dalam rilis pers yang diterima TerasNusa.com, dijelaskan bahwa KKN Tematik ini bukan sekadar program reguler tahunan, lebih dari itu sebagai bagian dari kebijakan strategis Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti-Saintek) dalam kerangka Kampus Berdampak, kelanjutan dari visi besar Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Melalui program ini, mahasiswa diberi ruang untuk belajar dari masyarakat, berkolaborasi lintas sektor, dan mengasah kompetensi lewat keterlibatan langsung dalam pembangunan.
Langkah Awal: MoU Strategis dan Rapat Koordinasi Bersama Pemda
Sebagai langkah awal menuju pelaksanaan KKN yang dijadwalkan berlangsung mulai Agustus 2025, Unika Santu Paulus Ruteng telah menjalin kemitraan strategis dengan Pemerintah Kabupaten Manggarai. MoU antara universitas dan Bupati Manggarai diteken sebagai komitmen bersama mendukung agenda pembangunan manusia yang berkeadilan, khususnya dalam penurunan angka stunting dan peningkatan mutu pendidikan dasar.
Komitmen ini diperkuat melalui rapat koordinasi yang berlangsung di Aula Gedung Utama Timur Kampus Unika Santu Paulus Ruteng, Jumat (25/7/2025). Rapat dihadiri pimpinan universitas, pejabat Pemkab Manggarai, para camat dari 12 kecamatan, serta perwakilan dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Rektor: Universitas Harus Menyatu dengan Kehidupan Masyarakat
Dalam sambutannya, Rektor Unika Santu Paulus Ruteng, Dr. Agustinus Manfred Habur, Lic., Theol., menegaskan bahwa KKN Tematik tahun ini merupakan respons konkret kampus terhadap persoalan mendesak seperti stunting, rendahnya literasi, dan kemiskinan di Manggarai.