Hari Pertama ICHELAC 2025 Angkat Isu Kekerasan Bahasa dan Misi Gereja Indonesia di Belanda

Dengan pendekatan linguistik forensik, ia menjelaskan bagaimana analisis mikro (fonologi, morfologi) hingga makro (pragmatik, wacana) dapat digunakan sebagai bukti dalam proses hukum.

Hasil Tangkapan layar saat Dr. Fransiska Widyawati, dosen Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng mempresentasikan Materi (Foto: Panitia)

Melalui kajian lapangan, Dr. Fransiska menunjukkan bahwa sejarah kolonial, karakter internasional ordo SVD, dan dinamika kekristenan global menjadi faktor utama pendorong misi ini.

Meski menghadapi tantangan lintas budaya dan spiritual, para misionaris Indonesia berhasil membuka ruang dialog yang segar dalam kehidupan Gereja Katolik Belanda.

ICHELAC 2025: Lebih dari Sekadar Konferensi Akademik

Dua presentasi utama ini menandai bahwa ICHELAC bukan sekadar forum akademik, tetapi juga ruang refleksi dan transformasi.

Dari persoalan kekerasan bahasa yang tak kasat mata hingga dinamika misi lintas benua, ICHELAC 2025 menawarkan perspektif yang mendalam tentang peran humaniora dan budaya di tengah dunia yang terus berubah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *