“Ini adalah kesempatan yang sangat luar biasa bagi saya dan teman-teman dalam pengembangan kompetensi kami sebagai guru ke depannya,” ujarnya.
Ia menambahkan, “Kalau boleh jujur, cangkir kami masih kosong. Oleh karena itu, kegiatan ini diharapkan dapat mengisi kekosongan kami di sini.”
Selama sesi pelatihan, para peserta mengikuti praktik langsung menggunakan teknologi AI. Mereka dibimbing memahami cara menyusun perintah (prompt) yang tepat dalam ChatGPT serta cara membuat bahan ajar berbasis teknologi melalui Diffit.
Meski waktu terbatas, peserta mengaku mendapatkan banyak pengalaman baru yang bermanfaat.
Eufronius Sari, S.Pd., salah satu peserta, mengatakan, “Kemampuan saya dalam IT masih sangat minim. Tapi setelah kegiatan hari ini, walaupun singkat, setidaknya cangkir kami yang kosong sudah terisi.”
