Dosen Unika Santu Paulus Ruteng itu berharap agar kegiatan serupa bisa terus dilaksanakan untuk menjangkau lebih banyak orang dan memperluas pemahaman tentang isu penting ini.
“Kami berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan di masa mendatang untuk menjangkau lebih banyak orang dan meningkatkan pemahaman yang lebih luas mengenai isu penting ini,” demikian harapan penulis buku Teologi Hitam dan Teologi Ubuntu Desmond Tutu (Inspirasi Pembebasan dan Rekonsiliasi), dalam sambutanya.
Sementara itu, Wakil Rektor I Unika Santu Paulus Ruteng, Dr. Marselus Ruben Payong, M.Pd., mengapresiasi kegiatan talkshow tersebut.
Menurutnya, dengan menghadirkan pemateri dari lintas sektoral akan memberikan perspektif yang utuh dan integral tentang isu kesehatan reproduksi dan berbagai penyakit yang berhubungan dengan kehidupan remaja.
“Menjaga kesehatan reproduksi, memelihara/merawatnya secara bertanggungjawab adalah sebuah pilihan yang berpangkal pada ketaatan terhadap hati nurani. Karena itu pemahaman yang baik tentang kesehatan reproduksi dan tanggungjawab untuk merawat dan menjaganya serta akibat-akibatnya perlu dibarengi dengan pendidikan hati nurani/pendidikan nilai”, ungkapnya saat memberikan sambutan pada kegiatan tersebut.
Ia juga berterimakasih kepada panitia yang sudah memilih Unika sebagai tempat penyelenggaraan talkshow.
Wajah Allah di Tengah Dunia yang Terluka
Dalam nada yang sama, P. Kris Sambu, SVD selaku Pastor Paroki Ekaristi Kudus Ka Redong menyampaikan bahwa ini merupakan sebuah peristiwa peziarahan iman dalam Gereja. Pantas disyukuri, pantas dirayakan, untuk mengisi perayaan syukur ini.
P. Kris Sambu, menyebut acara ini sebagai bagian dari peziarahan iman yang layak disyukuri dan dirayakan.
Ia menambahkan, kolaborasi antara MC, Paroki, dan SVD dalam menyambut yubileum 150 tahun SVD menjadi cermin wajah Allah di tengah dunia yang terluka.
Narasumber lainya, dr. Yohana Joni, Sp. OG., menjelaskan tentang Infeksi Menular Seksual (IMS), pengertian dari IMS, organ apa saja yg terlibat dalam penularannya, jenis penyakitnya (termasuk di dalamnya adalah HIV/AIDS, tanda dan gejala, pengobatannya, serta bagaimana cara mencegahnya.
“Tolong, jagalah tubuh Anda sebaik mungkin” ajakannya kepada seluruh peserta yang hadir.
Dalam inspirasi yang sama, Psikolog Anggi Narwastu Ratsih, M.Pd menuturkan perlunya keterampilan mengelola stress agar tidak mudah terpengaruh perilaku buruk dan kesenangan sesaat yang bisa menyebabkan risiko terkena HIV/AIDS.
“Sayangi diri dengan menjaga diri sendiri, mengenali nilai-nilai dan batasan diri, berani berkata “tidak” dan berpikir sebelum bertindak. Pilihan kecil hari ini menentukan masa depan kita. Hidup kita sangat berharga maka jangan isi dengan hal-hal yang tidak berharga’, ungkapnya.