Selama tiga hari, para mahasiswa diajak memasuki ruang keheningan dan refleksi untuk menyelami kembali jati diri, membangun kedekatan dengan Tuhan, serta menumbuhkan kepekaan terhadap sesama.
Kegiatan ini diperkaya dengan sesi permenungan, diskusi rohani, doa bersama, hingga Misa penutup.
Salah satu peserta, Marto Alfiano Supardi dari Program Studi Pendidikan Teologi, menyebut bahwa pengalaman selama retret sangat menyentuh sisi spiritualitasnya.
“Ini adalah kesempatan untuk berhenti sejenak dari rutinitas harian, menenangkan hati, dan membuka diri terhadap pengalaman rohani. Saya merasa lebih dekat dengan Tuhan dan sesama dalam suasana yang damai ini,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Dodiardus Erong, mahasiswa dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, mengakui bahwa retret merupakan momen penting untuk introspeksi.
“Sebagai umat Katolik, ini adalah waktu yang tepat untuk memperdalam iman dan merefleksikan kembali relasi saya dengan Tuhan,” ujarnya.