“KKN bukan sekadar kegiatan akademik, tetapi ‘pesta sekolah’ resmi yang berdampak langsung pada capaian akademik. Kita melaksanakan KKN secara integratif lintas fakultas dan program studi agar mahasiswa bisa saling mengenal dan bekerja sama menghadapi tantangan masyarakat secara nyata,” ujarnya.
Hingga pembukaan, tercatat 98% dari total peserta telah resmi terdaftar. Yohanes mengingatkan mahasiswa agar memahami dan menghormati kearifan lokal saat diterima di desa.
Mengacu pada Rundown Pembekalan KKN Tematik 2025, selama 4–12 Agustus para mahasiswa mengikuti materi dari pakar, akademisi, praktisi pemerintah, dan lembaga mitra pembangunan. Materi disusun tematik dan interdisipliner, mencakup:
- Kebijakan KKN Tematik 2025 sebagai dasar normatif pelaksanaan.
- Penguatan Akses dan Edukasi Air Bersih berbasis masyarakat.
- Penanganan Stunting dari aspek sanitasi, medis, dan strategi lintas sektor.
- Permasalahan Pembangunan Masyarakat Desa dan potensi pertanian untuk pemenuhan gizi anak.
- Isu sosial seperti pernikahan dini dan kaitannya dengan stunting.
- Sinergi Universitas dan Pemerintah dalam pembangunan berkelanjutan.
- Pelatihan praktis meliputi simulasi menu pangan lokal, pengolahan limbah, teknologi sanitasi sederhana, hingga pendampingan pembuatan website desa.
Materi-materi tersebut menegaskan komitmen perguruan tinggi dalam mencetak agen perubahan yang siap menghadapi tantangan pembangunan desa dan kesehatan masyarakat.