Ketua panitia konferensi, Dr. Ferdinandus Daar, M.Pd., dalam pernyataannya menekankan bahwa 5th ICHELAC 2025 menjadi ruang penting untuk mempertemukan pemikiran lintas budaya dan disiplin ilmu guna menjawab tantangan zaman.
“Teknologi digital membuka peluang besar dalam pendidikan, namun kita juga harus berhati-hati agar nilai-nilai kemanusiaan seperti empati, etika, tanggung jawab, kejujuran, dan solidaritas sosial tetap menjadi fondasi pendidikan,” ujarnya.
Sementara itu, secara terpisah Dekan FKIP Unika Santu Paulus Ruteng, Dr. Yohanes M. Dangku, menegaskan bahwa ICHELAC bukan sekadar agenda tahunan, melainkan wujud nyata komitmen FKIP dalam menciptakan ekosistem akademik yang dinamis dan transformatif.
“Pelaksanaan ICHELAC kelima ini menegaskan konsistensi kami, tetapi tidak berhenti di sana. Pilihan tema yang mutakhir mencerminkan respons FKIP terhadap tantangan dan peluang pendidikan di era iptek. Kami ingin membangkitkan daya cipta ilmiah, tidak hanya di kalangan akademisi internal, tetapi juga para ilmuwan dan pendidik kelas dunia yang hadir membagikan wawasan dan pengalaman mereka,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dr. Yohanes menambahkan bahwa daya tarik ICHELAC semakin kuat berkat tema yang relevan, kehadiran narasumber bereputasi internasional, serta semangat kolaboratif dari panitia yang ramah dan profesional.
