“Dalam Perjanjian Lama, persembahan dilakukan dengan hewan, seperti anak domba. Namun dalam Perjanjian Baru, Tuhan sendiri mempersembahkan tubuh dan darah-Nya demi keselamatan umat manusia. Itulah inti dari Ekaristi,” jelasnya.
Ia juga mengajak umat untuk meneladani kerendahan hati Yesus yang membasuh kaki para murid-Nya sebagai simbol pelayanan.
“Membasuh kaki berarti melayani sesama, bahkan mereka yang paling berdosa, paling lemah, dan sering diabaikan. Ini adalah panggilan untuk memaafkan dan merangkul dengan kasih,” tambahnya.
Ketua Dewan Stasi Golo Tawa, Bapak Adrianus Samir, menyampaikan rasa syukur atas antusiasme umat dalam merayakan Kamis Putih tahun ini.