CERPEN: Tuhan, Gadis Kerudung Putih Itu Bukan Jodohku

Ia belum menemukan semua jawaban, tetapi ia tahu satu hal: Tuhan tak pernah benar-benar pergi. Tuhan, gadis berkerudung putih itu bukan jodohku. Tapi aku telah menemukan-Nya dalam dirinya.

Ilusrasi Gadis Berkerudung Putih (Foto: Unsplash/Kumparan)

Gadis itu tersenyum sendu. “Kau telah menemukan Tuhan. Itu yang terpenting. Jangan biarkan perasaanmu padaku mengaburkan hal itu.”

“Jadi aku tidak akan pernah bisa bersamamu?” Rafael bertanya, suaranya bergetar.
Gadis itu tidak menjawab. Ia hanya tersenyum dan perlahan berbalik pergi.

Rafael ingin mengejarnya, tapi kakinya terasa berat. Hatinya berteriak, tetapi mulutnya tak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun. Ia hanya bisa melihat sosok itu semakin menjauh, hingga akhirnya menghilang di antara kerumunan.

Seperti Petrus yang terdiam setelah kokok ayam membangunkannya dari ketakutannya, Rafael juga terdiam. Ia menyadari bahwa kehadiran gadis itu mungkin hanyalah cerminan dari apa yang Tuhan ingin tunjukkan padanya: bahwa ia tidak boleh terus menyangkal kehadiran-Nya. Gadis itu bukan ayam yang membangunkannya, tetapi Tuhan yang telah mengirimnya untuk menyadarkan hatinya.

Hari itu, Rafael berdoa, bukan untuk meminta gadis itu kembali, tetapi untuk menerima bahwa segalanya adalah milik Tuhan. Termasuk rasa sakitnya, termasuk ibunya, termasuk gadis berkerudung putih itu.

Ia sadar, mungkin ia bukan jodoh bagi gadis itu, tetapi pertemuan mereka adalah bagian dari rencana Tuhan.
Matahari terbit lebih cerah di hari Paskah itu, bukan hanya di langit, tetapi juga di hati Rafael.

Ia belum menemukan semua jawaban, tetapi ia tahu satu hal: Tuhan tak pernah benar-benar pergi. Tuhan, gadis berkerudung putih itu bukan jodohku. Tapi aku telah menemukan-Nya dalam dirinya.

Oleh Feliks.H

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *