Rektor Unika Santu Paulus Ruteng, Dr. Agustinus Manfred Habur, dalam sambutannya menyatakan bahwa HAM merupakan inti dari pendidikan yang transformatif, kolaboratif, dan berkarakter.
“Transformasi yang kami maksud bukan sekadar pengetahuan. Ini soal perubahan nilai, keberanian bersuara melawan ketidakadilan, dan karakter yang menghormati martabat setiap orang,” ujar Rektor Manfred.
Ia juga menekankan pentingnya menghadirkan tokoh nasional seperti Natalius Pigai untuk membangun kesadaran kritis di kalangan mahasiswa.
Kolaborasi Konkret untuk Advokasi HAM
Kuliah umum ini juga menjadi ajang penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian HAM dan Unika Santu Paulus Ruteng, sebagai bentuk komitmen bersama dalam pendidikan dan advokasi HAM, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Timur.
Dalam sesi tanya-jawab, Pigai turut menanggapi sejumlah isu lokal, termasuk polemik pembangunan geothermal. Ia menekankan bahwa pembangunan seharusnya berlandaskan prinsip partisipatif dan keadilan ekologis.
“Pembangunan yang benar adalah pembangunan yang lahir dari dialog dengan rakyat, bukan dari ruang tertutup para elit,” katanya.