Indeks

Mengopi dan Merokok, Pendamping Umur Panjang

Medis juga mengatakan bahawa kopi dapat meningkatkan kerja jantung, yang efeknya tidak baik untuk kesehatan.

Ilustrasi Kopi dan Rokok (Foto: .siarindo.com)

Jalan hidup tokoh yang diceritakan oleh Sigit Budhi Setiawan dan Marlutfi Yoandinas selaku tim penulis buku Mereka yang Melampaui Waktu (2013) relatif merupakan jalan hidup yang tidak popular. Buku yang penyuntingnya Nody Arizona dan fotografernya Eko Susanto & Darwin Nugraha itu berisi Laku prihatin; mengobati penyakit dengan ramuan alami, bukan obat medis, adalah jalan hidup yang dipilih oleh tokoh-tokoh yang notabene adalah perokok.

Dengan mambaca keseluruhan kisah tokoh-tokoh tersebut, lengkaplah kepingan-kepingan kearifan lokal yang masih bertahan dalam proyek modernisasi kesehatan. Kepingan-kepingan tersebut tidak hanya berasal dari Jawa, melainkan pula dari Klungkung (Bali), Singkawang, dan Ende (Flores).

Buku yang diterbitkan oleh Penerbit Pustaka Sempu dan Layar Nusa dengan ISBN: 978-602-8384-71-1 itu memiliki gaya penceritaan ringan dan mengalir mampu menghanyutkan pembaca untuk menangkap konsep panjang umur, sehat, dan bahagia yang terkadang tidak dapat dicerna oleh modernitas. Lewat gambar-gambar yang mengiasi lembaran-lembaran buku ini, pembaca diajak untuk membuktikan sendiri bagaimana sosok-sosok sepih yang tetap sehat, meskipun tangan dan mulutnya berkawan erat dengan rokok dan kopi. Lewat-gambar-gambar yang ditampilkan penulis seakan-akan mengajak pembaca untuk turut mengumpulkan kepingan-kepingan kearifan lokal.

Poin plus lain dari buku dengan kolasi 15x21cm; xvi+194 halaman ini ialah kepingan film dokumenter yang disediakan. Gambar yang bergerak dan suara yang dihasilkan dari dua buah film memperlengkap gambaran mengenai sosok-sosok sepuh ini. Selain itu, kesalahan ketik masih ditemui pada buku ini.

Demikianlah pilihan hidup seorang perokok untuk berumur panjang, sehat, bahagia, dan tetap produktif sebagai perokok. Mengutip potongan kalimat dalam catatan akhir buku ini, pihak-pihak yang berlawanan seperti pemerintah, lembaga-lembaga agama, dan komunitas anti rokok harusnya tak gampang menyalahkan sebuah pilihan hidup. Baik hidup tanpa rokok, atau merokok terus, tentu kematian adalah milik Tuhan.

 

*)Dosen PBSI Unika Santu Paulus Ruteng

Exit mobile version